KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Survei ini bertujuan untuk menilai status kesehatan masyarakat (termasuk status gizi) di Indonesia dan menentukan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) tingkat Kabupaten/Kota.

Kabid Kesmas Dinkes Bangkalan Aris Budhiarto mengatakan survei kesehatan Indonesia 2023 merupakan kegiatan lanjutan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, yang bertujuan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Serta, mengukur capaian target indikator RPJMN, Renstra dan SDGs, antara lain status kesehatan, status gizi, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, dan berbagai aspek pelayanan kesehatan.

"Data dasar yang dihasilkan akan menggambarkan berbagai indikator kesehatan tingkat Nasional, Provinsi, hingga Kabupaten/Kota sebagai dasar penyusunan RPJMN 2025-2029, serta dapat pula digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan di daerah,” katanya. 

Kemudian, disampaikan pula mengenai teknis pelaksanaan SKI 2023 yang terintegrasi dengan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) untuk mendukung kebijakan Single Survey di Kementerian Kesehatan. Pelaksanaan SKI 2023 ini bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam hal metode dan kerangka sampel, dengan proses pengumpulan data spesifik kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga pengumpul data berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan. 

“Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengukuran dan pemeriksaan darah, yang akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut, Aris menyampaikan apresiasi atas komitmen dan keterlibatan semua pihak yang terlibat dalam Survei Kesehatan Indonesia 2023, mengingat betapa pentingnya survei ini untuk melakukan kebijakan-kebijakan terutama menetapkan RPJMN 2024-2029. Diketahui, pelaksanaan survei ini dimulai dari bulan Juni-Desember 2023. Petugas nantinya akan mendatangi rumah warga untuk melakukan survei kesehatan.